Sabtu, 23 Februari 2008

Istiqomah Modal Utama Kader dan Pemimpin PPP

Drs H Marulloh Soleh

Jakarta, MADINA): Drs H Marulloh Soleh, 50, yang putera seorang Veteran Pejuang Revolusi 1945 asal Mampang Prapatan Jakarta Selatan sejak remaja telah terjun di dunia politik melalui Partai Persatuan Pembangunn (1973). Sebelumnya dia memang salah seorang aktivis dan pengidola Partai Politik NU (Nahdlatul Ulama) Peserta Pemilu 1972. Ketika 4 (empat) Partai Politik (Parpol) Islam (NU, Parmusi, PSII dan Perti) berfusi jadi satu dalam PPP (Partai Persatuan Pembangunan). Kala itu PPP berlambang gambar Kabah bernomor Urut 1. Di Parpol PPP Marulloh Soleh Muda pernah terjun jadi Ketua/ Pimpinan PPP Kelurahan. Menjelang 1992, Marulloh Soleh menjabat Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) PPP Mampang. Puncak karir politiknya ketika Marulloh Soleh masuk dalam jajaran kepengurusan DPC (Dewan Pimpinan Cabang) PPP Kota Madya Jakarta Selatan di bawah kepemimpinan H Jayadi Musa (1996-1999). Pada tahun 2000, selaku Wakil Ketua 1 DPC PPP Kodya Jaksel, H Marulloh Soleh didaulat menduduki jabatan Ketua dan Pimpinan DPC PPP Jaksel karena Pimpinan dan Ketua DPC PPP Jaksel meninggal mendadak karena serangan jantung. H Marulloh Soleh menjabat Ketua DPC PPP Jaksel dari tahun 2001-September 2003 (selama 3 tahun). Di tengah priode DPC PPP yang dipimpinnya muncul keinginan Kepengurusan PPP dari ranting (Kelurahan), Kecamatan dan jajaran DPC PPP yang mengajukan mosi tidak percaya. Mereka meminta segera diadakan pemilihan kepemimpinan DPC PPP Jaksel yang baru. Demi asas demokrasi dan pembenahan PPP dari bawah ke atas (Button Up), H Marulloh Soleh mengamini tuntutan para konstituen masa itu. “Pelaksanaan Muscab (Musyawarah Cabang untuk memilih Kepengurusan DPC PPP Jaksel) pada 20 September 2003 di Hotel Maharani Jakarta Selatan di tengah priode kepemimpinan DPC PPP, merupakan Muscab Transisi. Padahal Muscab yang sebenarnya adalah dilaksanakan pada akhir dan bukan di tengah priode. Karena jelas peraturan dan anggaran dasarnya seperti itu. Jadi bila kita mengadakan juga Muscab di tengah priode karena Kepengurusan DPC PPP kita telah dianggap sedang bermasalah. Padahal menurut saya, DPC PPP Jakarta Selatan sama sekali tidak sedang bermasalah,” kata H Marulloh Soleh. (Lihat SK Madina Edisi58 Thn II 30 Januari-5 Februari, 2005). Dikatakannya lagi, karena kebesaran hati para pengurusnya waktu itu, maka untuk tidak terjadi misunderstanding antara fungsionaris DPC PPP Jaksel dan sebagainya, diadakanlah Muscab. Juga dimaksudkan agar tak terjadi penganak-tirian dan penganak-emasan DPC kita oleh Wilayah. Dan atau di Kepengurusan PPP se-Jaksel. Jelasnya agar tak terjadi kecemburuan social DPC-DPC lain terhadap DPC Jaksel. Maka dengan sangat legowo PPP Jaksel mengadakan Muscab,” kata H Marulloh Soleh kepada wartawan di rumahnya yang masih di Mampang Prapatan Jaksel ketika itu. Pada Muscab 20 September 2003, H Marulloh Soleh kalah suara dengan kandidat Hambali SE. Meski pun H Marulloh Soleh gagal mempertahankan jabatannya yakni Pimpinan DPC PPP Kodya Jaksel, namuntakdir Allah SWT berbicara lain. Allah SWT memang selalu berpihak kepada orang yang istiqomah dan berakhlak mulia. Pada tahun 2003/2004, H Marulloh Soleh terpilih sebagai anggota PAW (Pergantian Antar Waktu) DPRD DKI Jakarta menggantikan Jafar Bajeber yang hengkang ke Partai Bintang Reformasi Pimpinan KH Zainuddin MZ. Jafar Bajeber terkena pinalti dan direcall PP (Pimpinan Pusat) PPP Prof Dr Hamzah Haz. Otomatis H Marulloh Soleh menggantikan Jafar Bajeber di Kursi DPRD Jalan Kebon Sirih Jakarta Pusat atas rekomendasi DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) PPP DKI Jakarta (Drs H Ahmad Suadi MBA) dan PP PPP Prof DR Hamzah Haz.
(rah